jakarta - Indonesia berpeluang menambah importasi kapas sebagai bahan baku tekstil dari negara Mozambik dari US$ 15 juta menjadi US$ 25 juta per tahun. Total impor kapas Indonesia per tahun mencapai US$ 2 miliar dari banyak negara.
“Impor kita dari Mozambik US$ 15 juta tahun lalu secara volume meningkat. Kalau ditingkatkan menjadi US$ 25 juta, atau bahkan bisa dua kali lipat,” kata Ketua Ketua Komite Tetap Afrika Kadin Indonesia Mintardjo Halim disela-sela kerjasama Mozambik-RI di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (9/6/2010).
Mintardjo mengatakan, sebagai pelaku usaha potensi mengambil bahan baku kapas lebih banyak dari Mozambik sangat memungkinkan karena Mozambik cukup strategis untuk bekerjasama dengan Indonesia.
Selama ini dari total impor kapas Indonesia banyak berasal dari Australia, AS, Kanada, sementara dari negara-negara Afrika lainnya seperti Togo, Tanzania, dan Zimbabwe.
“Kalau kita sih melihatnya sebagai pengusaha kalau kita perbanyak impor dari Mozambik, apa benefitnya buat kita. Saya bilang sama mereka (Menperindag Mozambik) harus ada win-win solution, kamu harus buka pasar,” tambahnya.
Hari ini Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dengan Menteri Perdagangan dan Industri Mozambik Antonio Fernando menandatangani kerjasama perdagangan bilateral dalam rangka peningkatan perdagangan kedua negara. Total perdagangan RI-Mozambik tahun 2009 sebesar US$ 39,5 juta.
Kerjasama itu antara lain pengolahan kapas dari Mozambik ke Indonesia yang diolah menjadi bahan baku setengah jadi yang diekspor kembali ke Mozambik. Untuk tahap pertama akan diterapkan di sektor tekstil dan garmen.
Selain itu disepakati juga kerjasama perbankan dalam rangka mempermudah transaksi perdagangan, yaitu untuk mengatasi risiko pembayaran dan penyampaian barang yang timbal dari sistem pembayaran langsung atau tidak menggunakan letter of credit (L/C).
“Kerjasama kita, mengimpor kapas, bagaimana diolah menjadi benang di dalam negeri lalu diekspor menjadi kain yang bisa di pasarkan di Mozambik dan Afrika,” kata Mendag Mari Elka Pangestu.
Sementara itu Menperindag Mozambik Antonio Fernando mengungkapkan selama ini beberapa hambatan yang terjadi antara pengusaha di negerinya karena belum terlalu mengenal Indonesia termasuk produk-produk Indonesia. Kerjasama awal dibidang textil dan garmen bisa menjadi awal peningkatan perdagangan kedua negara.
“Indonesia cukup berpengalaman dibidang garmen dan tekstil, kita ingin belajar,” katanya.